Entri Populer
-
Peralatan SAR adalah alat bantu yang digunakan untuk mendukung dalam pelaksanaan tugas/ operasi SAR. Peralatan SAR merupakan bagian pent...
-
Pelatihan & Pembinaan SAR Dalam rangka meningk...
-
Visi dan Misi SAR " V I S ...
-
Unit Search And Rescue (SAR) Tomohon,berdiri sejak tanggal 03 mei 2006.yang dipelopori oleh beberap kaum muda baik Mahasiswa maupun masyarak...
-
Salah satu strategi untuk kecepatan penyelenggaraan operasi SAR (response time), Basarnas menyelenggara...
-
Letusangunung api adalah merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenaldengan istilah \"erupsi\". Hampir semua kegiatan...
Kamis, 25 Agustus 2011
Rabu, 24 Agustus 2011
Mitigasi bencana Gunung Meletus
Mitigasi Bencana Gunung Berapi
Upaya memperkecil jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda akibat letusan gunung berapi, tindakan yang perlu dilakukan : 1.Pemantauan,aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam menggunakan alat pencatatgempa (seismograf). Data harian hasil pemantauan dilaporkan ke kantorDirektorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) di Bandungdengan menggunakan radio komunikasi SSB. Petugas pos pengamatan Gunungberapi menyampaikan laporan bulanan ke pemda setempat.
2.Tanggap Darurat, tindakan yang dilakukan oleh DVMBG ketika terjadipeningkatan aktivitas gunung berapi, antara lain mengevaluasi laporandan data, membentuk tim Tanggap Darurat, mengirimkan tim ke lokasi,melakukan pemeriksaan secara terpadu.
3.Pemetaan, Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung berapi dapat menjelaskanjenis dan sifat bahaya gunung berapi, daerah rawan bencana, arahpenyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan pos penanggulangan bencana.
4.Penyelidikan gunung berapi menggunakan metoda Geologi, Geofisika, danGeokimia. Hasil penyelidikan ditampilkan dalam bentuk buku, peta dandokumen lainya.
5.Sosialisasi, petugas melakukan sosialisasi kepada Pemerintah Daerahserta masyarakat terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi. Bentuksosialisasi dapat berupa pengiriman informasi kepada Pemda danpenyuluhan langsung kepada masyarakat.
Bahaya Gunung Api
Letusangunung api adalah merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenaldengan istilah \"erupsi\". Hampir semua kegiatan gunung api berkaitandengan zona kegempaan aktif sebab berhubungan dengan batas lempeng.Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yangsangat tinggi sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yangmerupakan cairan pijar (magma). Magma akan mengintrusi batuan atautanah di sekitarnya melalui rekahan- rekahan mendekati permukaan bumi.
Setiap gunung api memiliki karakteristik tersendiri jikaditinjau dari jenis muntahan atau produk yang dihasilkannya. Akantetapi apapun jenis produk tersebut kegiatan letusan gunung api tetapmembawa bencana bagi kehidupan. Bahaya letusan gunung api memilikiresiko merusak dan mematikan.
Bahaya Letusan Gunung Api di bagi menjadi dua berdasarkan waktu kejadiannya, yaitu
Bahaya Utama (Primer)
1.Awan Panas, merupakan campuran material letusan antara gas danbebatuan (segala ukuran) terdorong ke bawah akibat densitas yang tinggidan merupakan adonan yang jenuh menggulung secara turbulensi bagaikangunung awan yang menyusuri lereng. Selain suhunya sangat tinggi, antara300 - 700º Celcius, kecepatan lumpurnyapun sangat tinggi, > 70km/jam (tergantung kemiringan lereng).
2.Lontaran Material (pijar),terjadi ketika letusan (magmatik)berlangsung. Jauh lontarannya sangat tergantung dari besarnya energiletusan, bisa mencapai ratusan meter jauhnya. Selain suhunya tinggi(>200ºC), ukuran materialnya pun besar dengan diameter > 10 cmsehingga mampu membakar sekaligus melukai, bahkan mematikan mahlukhidup. Lazim juga disebut sebagai \"bom vulkanik\".
3.Hujan Abu lebat, terjadi ketika letusan gunung api sedangberlangsung. Material yang berukuran halus (abu dan pasir halus) yangditerbangkan angin dan jatuh sebagai hujan abu dan arahnya tergantungdari arah angin. Karena ukurannya yang halus, material ini akan sangatberbahaya bagi pernafasan, mata, pencemaran air tanah, pengrusakantumbuh-tumbuhan dan mengandung unsur-unsur kimia yang bersifat asamsehingga mampu mengakibatkan korosi terhadap seng dan mesin pesawat.
4.Lava, merupakan magma yang mencapai permukaan, sifatnya liquid(cairan kental dan bersuhu tinggi, antara 700 - 1200ºC. Karena cair,maka lava umumnya mengalir mengikuti lereng dan membakar apa saja yangdilaluinya. Bila lava sudah dingin, maka wujudnya menjadi batu (batuanbeku) dan daerah yang dilaluinya akan menjadi ladang batu.
5.Gas Racun, muncul tidak selalu didahului oleh letusan gunung apisebab gas ini dapat keluar melalui rongga-rongga ataupunrekahan-rekahan yang terdapat di daerah gunung api. Gas utama yangbiasanya muncul adalah CO2, H2S, HCl, SO2, dan CO. Yang kerapmenyebabkan kematian adalah gas CO2. Beberapa gunung yang memilikikarakteristik letusan gas beracun adalah Gunung Api Tangkuban Perahu,Gunung Api Dieng, Gunung Ciremai, dan Gunung Api Papandayan.
6.Tsunami, umumnya dapat terjadi pada gunung api pulau, dimana saatletusan terjadi material-material akan memberikan energi yang besaruntuk mendorong air laut ke arah pantai sehingga terjadi gelombangtsunami. Makin besar volume material letusan makin besar gelombang yangterangkat ke darat. Sebagai contoh kasus adalah letusan Gunung Krakatautahun 1883.
Bahaya Ikutan (Sekunder)
Bahaya ikutan letusan gunung api adalah bahaya yang terjadi setelahproses peletusan berlangsung. Bila suatu gunung api meletus akanterjadi penumpukan material dalam berbagai ukuran di puncak dan lerengbagian atas. Pada saat musim hujan tiba, sebagian material tersebutakan terbawa oleh air hujan dan tercipta adonan lumpur turun ke lembahsebagai banjir bebatuan, banjir tersebut disebut lahar.
Persiapan Dalam Menghadapi Letusan Gunung Berapi
Setiap gunung api memiliki karakteristik tersendiri jikaditinjau dari jenis muntahan atau produk yang dihasilkannya. Akantetapi apapun jenis produk tersebut kegiatan letusan gunung api tetapmembawa bencana bagi kehidupan. Bahaya letusan gunung api memilikiresiko merusak dan mematikan.
Bahaya Letusan Gunung Api di bagi menjadi dua berdasarkan waktu kejadiannya, yaitu
Bahaya Utama (Primer)
1.Awan Panas, merupakan campuran material letusan antara gas danbebatuan (segala ukuran) terdorong ke bawah akibat densitas yang tinggidan merupakan adonan yang jenuh menggulung secara turbulensi bagaikangunung awan yang menyusuri lereng. Selain suhunya sangat tinggi, antara300 - 700º Celcius, kecepatan lumpurnyapun sangat tinggi, > 70km/jam (tergantung kemiringan lereng).
2.Lontaran Material (pijar),terjadi ketika letusan (magmatik)berlangsung. Jauh lontarannya sangat tergantung dari besarnya energiletusan, bisa mencapai ratusan meter jauhnya. Selain suhunya tinggi(>200ºC), ukuran materialnya pun besar dengan diameter > 10 cmsehingga mampu membakar sekaligus melukai, bahkan mematikan mahlukhidup. Lazim juga disebut sebagai \"bom vulkanik\".
3.Hujan Abu lebat, terjadi ketika letusan gunung api sedangberlangsung. Material yang berukuran halus (abu dan pasir halus) yangditerbangkan angin dan jatuh sebagai hujan abu dan arahnya tergantungdari arah angin. Karena ukurannya yang halus, material ini akan sangatberbahaya bagi pernafasan, mata, pencemaran air tanah, pengrusakantumbuh-tumbuhan dan mengandung unsur-unsur kimia yang bersifat asamsehingga mampu mengakibatkan korosi terhadap seng dan mesin pesawat.
4.Lava, merupakan magma yang mencapai permukaan, sifatnya liquid(cairan kental dan bersuhu tinggi, antara 700 - 1200ºC. Karena cair,maka lava umumnya mengalir mengikuti lereng dan membakar apa saja yangdilaluinya. Bila lava sudah dingin, maka wujudnya menjadi batu (batuanbeku) dan daerah yang dilaluinya akan menjadi ladang batu.
5.Gas Racun, muncul tidak selalu didahului oleh letusan gunung apisebab gas ini dapat keluar melalui rongga-rongga ataupunrekahan-rekahan yang terdapat di daerah gunung api. Gas utama yangbiasanya muncul adalah CO2, H2S, HCl, SO2, dan CO. Yang kerapmenyebabkan kematian adalah gas CO2. Beberapa gunung yang memilikikarakteristik letusan gas beracun adalah Gunung Api Tangkuban Perahu,Gunung Api Dieng, Gunung Ciremai, dan Gunung Api Papandayan.
6.Tsunami, umumnya dapat terjadi pada gunung api pulau, dimana saatletusan terjadi material-material akan memberikan energi yang besaruntuk mendorong air laut ke arah pantai sehingga terjadi gelombangtsunami. Makin besar volume material letusan makin besar gelombang yangterangkat ke darat. Sebagai contoh kasus adalah letusan Gunung Krakatautahun 1883.
Bahaya Ikutan (Sekunder)
Bahaya ikutan letusan gunung api adalah bahaya yang terjadi setelahproses peletusan berlangsung. Bila suatu gunung api meletus akanterjadi penumpukan material dalam berbagai ukuran di puncak dan lerengbagian atas. Pada saat musim hujan tiba, sebagian material tersebutakan terbawa oleh air hujan dan tercipta adonan lumpur turun ke lembahsebagai banjir bebatuan, banjir tersebut disebut lahar.
Persiapan Dalam Menghadapi Letusan Gunung Berapi
- Mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk mengungsi.
- Membuat perencanaan penanganan bencana.
- Mempersiapkan pengungsian jika diperlukan.
- Mempersiapkan kebutuhan dasar
- Jika Terjadi Letusan Gunung Berapi
- Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran lahar.
- Ditempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas. Persiapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan.
- Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti: baju lengan panjang, celana panjang, topi dan lainnya.
- Jangan memakai lensa kontak.
- Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung
- Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.
- Setelah Terjadi Letusan Gunung Berapi
- Jauhi wilayah yang terkena hujan abu
- Bersihkan atap dari timbunan abu. Karena beratnya, bisa merusak atau meruntuhkan atap bangunan.
- Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin
Peralatan SAR
Peralatan SAR adalah alat bantu yang digunakan untuk mendukung dalam pelaksanaan tugas/ operasi SAR. Peralatan SAR merupakan bagian penting bagi rescuer ketika melaksanakan kegiatan pencarian dan pertolongan terhadap korban musibah di lapangan, sehingga dengan dukungan peralatan yang memadai akan membantu pencarian dan pertolongan sehingga akan meningkatkan prosentasi keberhasilan operasi SAR.
Klasifikasi peralatan SAR terbagi atas 4 (empat) jenis yaitu :
- Peralatan SAR Perorangan
- Peralatan SAR Beregu
- Peralatan Pendukung
- Peralatan Medis
- Peralatan SAR Perorangan
Peralatan SAR Perorangan adalah peralatan SAR yang digunakan oleh setiap personel dalam pelaksanaan tugas / operasi SAR,
yang terdiri dari :
1) Peralatan SAR Perorangan DaratPeralatan SAR Perorangan Darat adalah peralatan SAR yang digunakan oleh setiap personel dalam pelaksanaan tugas / operasi SAR di darat baik di gunung, lembah,maupun dataran. Peralatan perorangan darat terdiri dari: Ransel Carrier, Day pack, Matras, Sleeping Bag, Fly Sheet, Veld Ples, Lampu Sorot Portable, Rain Coat, Pisau Multi Fungsi, Golok Tebas, Survival Knife, Helmet, Head lamp, Sarung Tangan, Kulit, Sarung Tangan Latex, Sarung Tangan Nylon, Safety Goggle, Masker
2) Peralatan SAR Perorangan LautPeralatan SAR Perorangan Laut adalah peralatan SAR yang digunakan oleh setiap personel dalam pelaksanaan tugas / operasi SAR di laut. Peralatan perorangan laut terdiri dari : Life Jacket, Peralatan Selam (Tabung selam, Fins, Masker Selam, Snorkel, Pakaian Selam, Regulator, Pisau Selam, Coral Boot, Sarung Tangan, Buoyancy Compensator Device (BCD), Gauge, Under Water Compass, Weight Belt, Diving Watch, Octopus, Water Light, Hood, Bag).
- Peralatan SAR Beregu
Peralatan SAR Beregu yaitu peralatan SAR yang digunakan secara kelompok dalam pelaksanaan tugas/ operasi SAR. Peralatan SAR beregu dapat diklasifikasikan ke dalam 2 kelompok, yaitu:
a) Peralatan SAR Beregu DaratPeralatan SAR Beregu Darat adalah peralatan SAR yang digunakan secara kelompok dalam pelaksanaan tugas/ operasi SAR di darat. Peralatan beregu darat terdiri dari: Peralatan Mountaineering (Carabiner Screwgate, Carabiner Screwgate Big Size, Delta MR (Million Rapid) / Delta Quick Link, Paw, Mini Traxion, Pro Traxion, Sit Harness, Full Body Harness, Ascender Handle, Ascender Non Handle, Auto Stop Descender, In panic Descender, Rescucender, Pulley, Gloves, Prusik, Figure of Eight, Webbing, Gear Bag, Roller Edge, Tali Kermantel Statik, Rock and concrete anchor), Tandu Kanvas / Folding Stretcher, Tandu basket / Basket Stretcher, Tandu scoop / Scoop Stretcher, Tandu spinal / Spine Board, Kendrik Extrication Device (KED), Tenda Regu Besar, Tenda Regu kecil, Megaphone, Navigation Kit (Kompas, Peta, Plotter, Jangka, Penggaris Sejajar, Busur Derajat), GPS, Binocular, Perlengkapan Masak, Chain Saw, Kamera, Generator, Rescue Cutter Portable, Rescue Extrication (Comby Tool, Ram Jack, Hydraulic Hose, Spreader, Power Engine Hidraulic, Lifting Bag), Cutting Metal System, Pemotong kabel, Kampak Serbaguna, Alat Pendobrak, Linggis serbaguna, Helm Rescue, Self Contain Breathing Apparatus (SCBA), Gas Detector, Pakaian tahan api, bahan kimia, bahan – bahan berbahaya lainnya.2) Peralatan SAR Beregu Laut
Peralatan SAR Beregu Laut adalah peralatan SAR yang digunakan secara kelompok dalam pelaksanaan tugas/ operasi SAR di laut. Peralatan beregu laut meliputi: Flexible Buoy, Ring Buoy, Torpedo Buoy, Bola Tanda, Kompresor Selam, Rubber Boat, Outboard Motor, Day marker, Shark reppelant, Portable Sea Navigation Kit, Floating Basket Stretcher.
- Peralatan Pendukung
Peralatan Pendukung adalah peralatan yang digunakan untuk mendukung Sarana SAR dalam pelaksanaan tugas/ operasi SAR, yang terdiri dari :
1) Peralatan Pendukung Sarana SAR Udara
Peralatan Pendukung Sarana SAR Udara terdiri dari : Rescue Hoist, Emergency Floating, Rescue Net, Rescue Jangkar, Rescue Basket, Droppable Life Raft.2) Peralatan Pendukung Sarana SAR Laut
Peralatan Pendukung Sarana SAR Laut, terdiri dari : Fire Fighting System, Life Raft.3) Peralatan Peraga
Peralatan Peraga, terdiri dari : Mannequin Full Body, Mannequin Organ Tubuh Manusia, Breath BLS (Basic Life Support) Mannequin.
- Peralatan Medis
Peralatan medis adalah peralatan untuk melaksanakan pertolongan pertama pada saat pelaksanaan tugas/operasi SAR, yang terdiri dari : Trauma Paramedical Kit, Neck Collar, Masker RJP, Air Splint.
5)PERLENGKAPAN SAR
Perlengkapan SAR adalah alat dan bahan yang digunakan sebagai kelengkapan untuk mendukung pelaksanaan tugas/ operasi SAR, yang terdiri dari : Kantong Mayat, Pyroteknik (Buoy Smoke, Hand Flare, Parachutte Signal), Makanan Darurat, dan Pakaian lapangan (Baju Lapangan, Celana lapangan, Topi rimba, Sepatu lapangan (safety shoes), Jaket dingin, ikat pinggang lapangan).
Latihan dan Pembinaan SAR
Pelatihan & Pembinaan SAR | ||
Dalam rangka meningkatkan kemampuan personil BASARNAS maupun UPT di daerah dan Potensi SAR, telah dilakukan pendidikan dan pelatihan, penyuluhan kepada masyarakat serta pembinaan SDM Potensi SAR a. Pelatihan Pelatihan dilakukan dengan menyelenggarakan kegiatan : 1) Pelatihan dasar dan lanjutan SAR oleh BASARNAS, serta masing-masing instansi/ organisasi. 2) Pendidikan khusus atau spesialisasi yang dilaksanakan oleh BASARNAS, meliputi :
b. Pembinaan Pembinaan potensi SAR nasional dilakukan baik oleh BASARNAS secara bertahap sesuai dengan prioritas kepada instansi pemerintah, swasta dan masyarakat berpotensi SAR untuk mendukung operasi SAR disamping menunjang tugas pokoknya masing-masing. Pembinaan juga dilakukan oleh FKSD berdasarkan program pembinaan yang disusun bersama dengan seluruh instansi/organisasi pemilik Potensi SAR Daerah. Adapun jumlah personil yang telah dibina melalui program diktat SAR, dari seluruh unsur Potensi SAR tertera dalam tabel di bawah. c. Latihan SAR Latihan ini dimaksudkan untuk memelihara kemampuan/ ketrampilan SAR yang telah dimiliki, demi memperoleh prestasi yang handal. Latihan yang dilaksanakan antara lain :
Penyuluhan tentang SAR untuk menunjang tugas Operasi SAR dengan cara melakukan penyiapan bahan dan penyuluhan tugas SAR seperti penyiapan bahan-bahan penyusunan pedoman penyuluhan tugas-tugas SAR, penyiapan petunjuk teknis penyuluhan kepada masyarakat. |
FKSD
Forum Koordinasi SAR Daerah | ||
Forum Koordinasi Search and Rescue Daerah (FKSD) adalah satu wadah non struktural untuk menghimpun, membina dan mengarahkan potensi SAR di daerah yang dikoordinir oleh pemerintah daerah. Potensi SAR yang tergabung dalam FKSD terdiri dari potensi SAR yang dimiliki oleh instansi pemerintah, swasta dan masyarakat. Yang dimaksud dengan potensi SAR adalah manusia, peralatan yang dapat digunakan untuk tugas-tugas operasi SAR. Operasi SAR yang dimaksud adalah operasi SAR yang dilaksanakan saat musibah transportasi laut dan udara, musibah lainnya seperti orang hilang, tenggelam, dan lain sebagainya, ataupun saat terjadi bencana (baik yang disebabkan oleh alam atau manusia). TUGAS & FUNGSI FKSD
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut didaerah organisasi FKSD dipimpin oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I dan atau Bupati Kepala daerah Tingkat II/ Walikotamadya setempat dan untuk pelaksanaan pembinaan dianggarkan melalui APBD masing-masing daerah. Hal ini dalam rangka implikasi fungsi perlindungan masyarakat dan untuk meningkatkan swakarsa masyarakat guna dapat menolong diri mereka sendiri dan lingkungannya. Kemampuan untuk keterampilan potensi SAR yang ada didaerah perlu dibina dan dikembangkan sesuai dengan kondisi geografi serta kemungkinan ancaman kejadian yang paling mungkin terjadi didaerah tersebut. Keseragaman dalam pembinaan dan standart kemampuan potensi SAR yang ada didaerah perlu dikembangkan oleh setiap daerah sesuai dengan kemampuan dan kondisi daerah tersebut. Yang paling pokok adalah SAR merupakan tugas kemanusiaan yang paling hakiki dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang suka bergotong royong. Sifat gotong royong yang saling tolong menolong antar sesama manusia ini perlu dibina dan dikembangkan sehingga kemampuan menolong dari setiap individu dapat dilaksanakan dengan kemampuan yang profesional. Melalui FKSD pembinaan kemampuan ini dapat dilaksanakan secara terarah dan profesional. SASARAN YANG INGIN DICAPAI Adalah membina kemampuan "Search And Rescue" potensi yang ada didaerah, yang pada saatnya kelak dapat memasyarakat, sehinga potensi perlindungan masyarakat akan meningkat dan kemampuan untuk menolong sesama sebagai implikasi tugas kemanusiaan disisi lain meningkat. dalam usaha "search" akan sangat tergantung pada lokasi kejadian dan peralatan yang digunakan, misalnya pencarin dengan menggunakan pesawat terbang, tekniknya akan berbeda bila kita menggunakan kapal laut. Demikian pula dengan teknik pencarian bila kita menggunakan manusia disuatu lokasi. Teknik pencarian dilokasi kebakaran akan sangat berbeda dengan teknik pencarian pada lokasi banjir, tanah longsor, atau bangunan runtuh. dengan kata lain untuk pembinaan "search" memiliki rentang teknis yang cukup kompleks, karena sangat dipengaruhi oleh kondisi medan dan jenis kejadian yang mungkin terjadi. didalam kedua parameter tersebut terdapat satu kendala yang paling dominan yaitu : waktu akan sangat mempengaruhi daya tahan korban (Time Frame for Survival (TFSS)). Semakin dikuasainya teknik pencarian, maka waktu untuk menemukan korban relatif akan semakin singkat. Hal ini perlu dikoordinasikan sehingga terjadi kesamaan visi dan adanya saling pengertian dari setiap unsur pencari, sehingga memudahkan teknik berkomunikasi dan berkoordinasi. Dan usaha "rescue" yang dilaksanakan saat korban ditemukan adalah bagaimana usaha-usaha pertolongan dilaksanakan (dengan asumsi korban dalam keadaan hidup dan butuh pertolongan untuk bertahan hidup, hal ini merupakan bagian yang sangat kritis dalam usaha pertolongan). Untuk melaksanakan usaha pertolongan hal yang paling pokok yang perlu dibekalkan pada tim rescue adalah keterampilan untuk melaksanakan "Basic Life Support (BLS)" atau "Medical First Responder (MFR)" pada korban. Keterampilan-keterampilan tersebut diatas perlu dibina terus menerus dan berkelanjutan serta dimasyarakatkan, karena personil yang ditempat kejadian selalu akan berusaha menolong sesamanya, walaupun kemampuannya terbatas atau tidak tahu sama sekali. Sebagai ilustrasi, apabila terjadi suatu musibah, yang pertama berada dilokasi kejadian adalah korban akan tetapi korban yang selamat akan berusaha menolong korban yang lain. Yang kedua adalah masyarakat dilingkungan kejadian, mereka akan berusaha menolong, atau bahkan ada yang hanya menonton. Yang terakhir tiba ditempat kejadian adalah tenaga ahli, misalnya tim rescue, dokter, dan sebagainya. Berdasarkan ilustrasi tersebut, maka alangkah indahnya apabila semua lapisan masyarakat diberikan kemampuan menolong baik untuk dirinya sendiri maupun lingkungan keluarga dan masyarakat sekitarnya, sehingga sigat gotong royong dan cinta sesama yang sudah berakar dalam masyarakat Indonesia dapat diarahkan menjadi suatu ciri yang positif yang dilandasi dengan pengetahuan. Sasaran FKSD adalah membina kemampuan "Search And Rescue" potensi yang ada di daerah, yang pada saatnya kelak dapat memasyarakatkan, sehingga potensi perlindungan masyarakat akan sangat meningkat dan kemampuan untuk menolong sesama sebagai implikasi tugas kemanusiaan disisi lain meningkat. Tugas dan fungsi FKSD baru akan terasa manfaatnya pada masa mendatang apabila pembinaan dilaksanakan secara terus menerus, berkesinambungan, bertahap, bertingkat, dan berlanjut. hal ini merupakan tanggungjawab pemerintah daerah sehingga pada saat swakarsa masyarakat akan timbul untuk mendukung fungsi perlindungan masyarakat. Kemampuan keterampilan potensi SAR yang ada didaerah perlu dibina dan dikembangkan sesuai dengan geografi serta kemungkinan ancaman kejadian yang paling mungkin terjadi didaerah tersebut, hal ini sangat tergantung pada kemampuan asntisipasi daerah itu sendiri untuk melihat kemampuan potensi SAR yang ada.
Keseragaman dalam pembinaan dan standart kemampuan potensi SAR yang ada di setiap daerah perlu dikembangkan oleh setiap daerah sesuai dengan kemampuan dan kondisi daerah tersebut.
|
VISI DAN MISI SAR
Visi dan Misi SAR | ||
" V I S I "
" Berhasilnya pelaksanaan operasi SAR pada setiap waktu dan tempat dengan cepat, handal, dan aman "
" M I S I "
OPERASI SAR
Operasi SAR | ||
Sesuai dengan Peraturan Kepala Badan SAR Nasional No.22 tahun 2009 tentang Pedoman Penyelenggaraan Operasi SAR Pasal 2, operasi SAR meliputi segala upaya dan kegiatan SAR sampai dengan evakuasi terhadap korban, sebelum diadakan penanganan berikutnya. Rangkaian kegiatan SAR terdiri atas 5 (lima) tahap yaitu tahap menyadari, tahap tindak awal, tahap perencanaan, tahap operasi dan tahap pengakhiran. Struktur Organisasi tugas terdiri dari SRU yang berada di setiap Kantor SAR yang selalu siap untuk tugas SAR dalam penanggulangan bencana dan musibah lainnya. Penugasan SRU yang berasal dari instansi/ organisasi di luar Basarnas dalam penyelenggaraan operasi SAR dilengkapi dengan surat perintah dari instansi/ organisasi masing-masing. SRU di tiap lokasi musibah dipimpin oleh seorang OSC yang berada di bawah SMC. Operasi SAR diselenggarakan paling lama 7 (tujuh) hari semenjak SMC ditunjuk oleh Kepala Badan SAR Nasional. Penutupan penyelenggaraan operasi SAR dilakukan apabila: � Operasi SAR dianggap selesai karena korban telah ditemukan dan atau diselamatkan � Bila pencarian dan pertolongan dinilai tidak efektif berdasarkan pertimbangan teknik SAR � Hasil evaluasi SMC secara komprehensif tentang efektifitas penyelenggaran operasi SAR telah maksimal dan rasional untuk ditutup Penyelenggaraan operasi SAR dapat diperpanjang apabila: � Berdasarkan evaluasi SMC terhadap perkembangan penyelenggaran operasi SAR � Ditemukan tanda-tanda kehidupan atau keberadaan korban musibah atau bencana � Adanya permintaan dari pihak pemerintah daerah, perusahaan atau pemilik kapal atau pesawat dan oleh pihak keluarga yang mengalami musibah atau bencana. Dalam hal ini, biaya penyelenggaraan operasi SAR dibebankan kepada pihak yang meminta. Gambar di bawah ini merupakan tahapan penanganan musibah/ bencana oleh SMC.
|
POTENSI SAR
Potensi SAR | ||
Sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan penyelenggaraan operasi SAR disebut Potensi SAR. Jika terjadi musibah pelayaran dan/ atau penerbangan, atau bencana atau musibah lainnya, setiap instansi/ organisasi potensi SAR wajib membantu Basarnas dalam pelaksanaan operasi SAR sesuai dengan permintaan Basarnas. Potensi SAR yang tergabung dalam pelaksanaan operasi SAR berada di bawah kendali operasi SMC. SMC dapat secara langsung atau melalui Kepala Badan meminta bantuan SRU (SAR Unit) antara lain kepada:
|
ARTI LOGO SAR
Arti Logo Badan SAR Nasional | ||
Keterangan :
|
tentang SAR
Salah satu strategi untuk kecepatan penyelenggaraan operasi SAR (response time), Basarnas menyelenggarakan siaga SAR yang meliputi kesiagaan pada 5 (lima) komponen utama SAR, antara lain kesiapan manajemen operasi SAR, kesiapan fasilitas SAR, komunikasi SAR, medis darurat dan dokumentasi selama 24 jam setiap hari di seluruh Indonesia. Di bawah ini dapat dilihat mekanisme kesiapsiagaan SAR : |
Selasa, 23 Agustus 2011
Langganan:
Postingan (Atom)